Rabu, 26 Oktober 2016

Mendeskripsikan Kehumasan

1.    Humas  sebagai profesi  dikenal sejak awal abad 20, tetapi gejalanya sudah tampak sejak  manusia pertama ada di dunia yaitu, Adam dan Hawa. Konsep  PR lahir setelah konsep human relations terbentuk dan terus  berubah dinamis mengikuti perkembangan jaman.
2.    Konsep serta profesi PR  semakin jelas setelah adanya revolusi industri tahun 1750-1850. Diantara tokoh-tokoh PR , Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai “The Father of Public Relations”  karena melalui “Declarations of Principle”  ia berhasil mengembangkan konsep PR/Humas. Tokoh Humas  terkenal lain adalah  Edward L. Bernays. Dia diangkat sebagai Bapak Publik Relations Modern pada tahun 1991 karena jasanya sebagai orang pertama yang meyakinkan kaum bisnis, bahwa public relations merupakan urusan eksekutif.
3.    Periodisasi Humas di Dunia dimulai tahun 1700-1800, sedangkan Periodisasi Humas  di Indonesia  dimulai  tahun1950-1962.
4.    Perkembangan ilmu pengetahuan dan komunikasi membuat definisi publik relations semakin ringkas, namun tidak menghilangkan konsep dasarnya yaitu: adanya komunikasi dua arah serta hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara    organisasi dengan publik sasarannya. PR saat ini  bahkan membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
5.    Komunikasi dua arah yang melekat pada Humas/PR dimulai dengan konsep dari Robert S. Cole yang menerapkannya melalui proses RACE (fungsi-fungsi dalam manajemen: Research, Action, Planning, Communication, and Evaluation). Fungsi dan tujuan PR/Humas  dapat hidup dan dijalankan dengan baik   oleh Praktisi PR/Humas/Pranata Humas yang memiliki profesionalisme  yang tinggi dan etika yang baik.
6.    Penemuan internet pada tahun 1969 oleh Leonard Kleinrock secara signifikan  mempengaruhi cara-cara bidang Humas dalam mencapai tujuan dan melaksanakan fungsinya.
7.    Dalam melaksanakan tugasnya seorang praktisi humas wajib bersikap profesional sesuai keahliannya dan mentaati kode etik Humas.

8.    Aturan keprotokolan dibuat untuk memberikan penghormatan; sebagai pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku; serta menciptakan hubungan baik

Sabtu, 17 Mei 2014

berwirausaha yuk...

sebagai anak muda kalain perlu punya jiwa berwirausaha ...yuk kita lihat...


kalian bisa juga memproduksinya n menjualnya atau hanya bagian penjualan aja

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN.

Tema Konten Kelas

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN.

02AGU
 
 
 
 
 
 
3 Votes

1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Said, 1981:83).

Sedangkan menurut Purwadarminta (1994:32) “di dalam pengajaran efektivitas berkenaan dengan pencapaian tujuan, dengan demikian analisis tujuan merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.

2. Ciri-ciri Efektifitas
Menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.
c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.
Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.
Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan padapenggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.

3. Kriteria Efektifitas
Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.
Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada :
a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam peningkatan hasil belajar (Nurgana, 1985:63).
b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang signifikan).
c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan
(DIKUTIP SEPENUHNYA DARI WICAKSONO.BLOGSPOT.COM).